Hendaklah engkau selalu istiqomah (langgeng, terus menerus) dalam hal tobat kepada Allah swt."
Kata "taubat" menurut bahasa, berarti kembali. Sedangkan dalam istilah syara' (peraturan agama), kata "taubat" mempunyai makna kembali dan meninggalkan hal-hal yang di cela oleh agama, serta menjalankan perkara yang di puji oleh Agama.
Tobat mempunyai permulaan dan penghabisan. Permulaaannya ialah tobat dari dosa-dosa besar, lalu tobat dari dosa-dosa kecil, lalu tobat dari perbuatan makruh, selanjutnya tobat dari perkara yang menyimpang dari keutamaan, lalu dari pandangannya kepada diri sendiri dari dalam melakukan kebaikan-kebaikan, lalu tobat dari pandangannya bahwa dirinya termasuk golongan wali pada zamannya, lalu tobat dari pandangannya bahwa dirinya telah benar-benar bertobat, lalu tobat dari keinginan hati yang tidak di ridloi Allah swt.
Adapun puncak tobat, yaitu berbuat kepada Allah tatkala hatinya lalai dari memandang Tuhannya, meski hanya sekejap. Para muhaqqiq dari ahli thoriqot menerangkan bahwa orang yang benar-benar menyesal terhadap perbuatan dosanya dan mengakui dosanya, jelas ornga tersebut telah sah tobatnya. Sebab (ketika Allah swt menceritakan perihal Nabi Adam As), Allah ta'ala tidak mengisahkan kepada kita , tentang tobat nenek moyang kita Adam As itu, kecuali pengakuan Nabi Adam As atas dosanya dan penyesalannya. Kalau memang sahnya tobat itu harus dengan melakukan hal-hal pengakuan dan penyesalan, niscaya Allah menceritakan kepada kita.
Adapun perkataan Ulama yang menerangkan, bahwa di antara syarat tobat haruslah meninggalkan dosa yang telah di perbuat dan harus memiliki niat yang kuat untuk tidak kembali melakukan dosa itu lagi, maka yang demikian hanyalah penetapan syarat dengan jalan "istinbath" (memetik pelajaran). Karena, orang yang menyesal atas sesuatu, pastilah ia meninggalkan perbuatan tersebut dan tentu mempunyai niat kuat untuk tidak kembali berbuat lagi.
Adalah sesuatu yang telah maklum, bahwa karena tobat maka di ampuni semua perbuatan ceroboh yang melanggar hak-hak Allah Ta'ala. Begitu pula perlakuan aniaya seorang hamba terhadap dirinya sendiri, dengan melakukan maksiat-maksiat, selain melakukan dosa menyekutukan Allah swt, meskipun menyekutukan Allah itupun kembali kepada penganiaya diri sendiri dan bukannya merampas hak-hak sesama makhluk, yang berupa harta benda dan kehormatan. Pembahasan mengenai dua hal (harta dan kehormatan) ini, akan kami paparkan, Insya Allah.
Syeikh Ibrahim memulai wasiatnya dengan tobat,*1) (*1.Seseorang setelah memikirkan agungnya kekuasaan Allah dan anugerha-Nya, lalu memikirkan kecerobohannya menjadi hamba Allah. Pada saat itu kadang-kadang di hatinhya lantas timbul kesusahan atas perbuatan dan kecerobohannya. Kemudian, mencari dosa-dosanya atau satu persatu di telitinya, sampai tidak dapat terhitung. kalau sudah demikian , boleh jadi mengakibatkan tumbuhnya keinginan bertobat dari dosa-dosa yang telah di perbuat dan akan melakukan apa saja yang menjadi keridloan Allah. Namun, lantaran adanya bermacam rintangan, seperti pengaruh duniawi, pengaruh sesama makhluk, pengaruh nafsu dan pengaruh syetan, maka keinginan itu tidak kunjung mantap. Nanti bila sudah mantap, barulah di sebut maqom Tobat. Jika tobat belum menjadi maqom dari orang yang sudah "suluk" (orang yang menentukan untuk menempuh pilihan jalan akhirat) maka ia tidak akan mampu meningkat ke maqom-maqon thoriqoh, sehingga bisa sampai kepada Allah swt.) Sebab tobat merupakan dasar bagi setiap maqom (tingkatan) yang di capai oleh seorang hamba (manusia), hingga matinya. Maka, sebagaimana orang yang tidak memiliki tanah, tentu dia tidak mempunyai bangunan rumah, demikian juga orang yang tidak berbuat tobat, niscaya dia tidak memiliki haal dan maqom.
Di antara ucapan ulama, "Barang siapa mengokohkan maqom tobatnya, niscaya Allah ta'ala memeliharanya dari semua campuran ikhlas yang ada dalam amal-amal (orang tersebut beramal apa saja pasti bisa ikhlas, tanpa pamrih selain mengagungkan Allah ta'ala saja). Jadi, Tobat itu bagaikan Zuhud (tidak terpancang) pada dunia, yang memelihara pemilik Zuhud dari segala apa yang menghalang-halangi dari Dzat Yang Haq, Allah ta'ala.
Syeikh Ibrahim menganjurkan Istiqomah dalam tobat. Karena, apabila tobat bengkok, maka kebengkokan itu dapat manarik terhadap setiap maqom (maqom tersebut menjadi ikut bengkok) sesudahnya. Kemudian bangunan-bangunan maqom yang di hasilkannya pun menjadi lemah, seperti orang yang membangun pagar rumahnya dari batu bata merah mentah yang kering, tanpa adukan tanah dan kapur.
Muhammad bin Inan rohimahullahu berkata,*2) "barang siapa istiqomah dalam tobatnya dari perbuatan maksiat, niscaya ia meningkat ke tobat dari setiap hal yang tidak berguna (baik ucapan maupun perbuatan).
sedangkan orang yang tidak istiqomah dalam taubat , maka ia tidak dapat menghirup bau tobat dari omong kosong (dari perbuatan sembrono). (*2) di antara kekeramatan Muhammad Inan, pada suatu hari para murid yang berada di daerahnya berdatangan kerumah beliau dan meminta makan. Jumlah mereka semua sekitar lima ratus orang. kemudian Muhammad bin Inan berkata kepada ibunya, "Tolong, adonan roti ini ibu tutup dengan serbet/sapu tangan, lalu iris-iris dan di bakar."
Setelah hal itu di kerjakan oleh ibunya, ternyata roti itu tidak habis-habis, sehingga rumah penuh dengan roti. Lima ratus orang bisa makan sekenyang-kenyangnya. Muhammad bin Inan wafat pada bulan robi'ul awwal tahun 922, dalam usia 120 tahun.
Dan ia tidak kuasa memelihara gerak hatinya selama-lamanya, bahkan gerak hati maksiat akan mengalahkannya, sampai pun di dalam sholatnya,*3)."
(*3).Gerak hati = خاطر itu ada empat macam:
1.Gerak hati nafs = خاطر نفسى
2.Gerak hati syetan = خاطر شيطانى
3.Gerak hati Malaikat = خاطر ملكى
4.Gerak hati Ketuhanan = خاطر ربنى
Renungkanlah firman Allah Ta'ala yang di tujukan kepada Nabi Muhammad Shollallahu 'alaihi wasallama
yang terpelihara dari perbuatan maksiat (ma'shum).
اول الوصية , عليك ايهالأخ بالاستفمة فى التوبة
Istiqomahlah sesuai dengan apa yang di perintahkan kepadamu, begitu pula orang-orang yang bertobat bersamamu
Jelaslah bahwa Allah Ta'ala memerintahkan kepada Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallama agar istiqomah dalam tobat. Perintah juga ditujukan kepada orang-orang yang bertobat bersama beliau, yakni sebagai penganut dan umat beliau.
Syeikh Ali Al-Khowwadh rohimahullah *4) berkata, "Barang siapa istiqomah dalam tobatnya dan zuhud dalam perkara dunianya, maka seluruh maqom dan tingkah laku hati yang baik dan benar-benar terlihat dalam dirinya." (4).Syeikh Ali Al-Khowwadh adalah guru dari syeikh Abdul Wahhab Asy-sya'roni ra. Beliau adalah seorang ummi (tidak pernah mengaji, tidak bisa baca dan tulis), tetapi beliau mampu menafsirkan ayat-ayat Alqur'an dengan penafsiran yang membuat takjub para 'alim. kebiasaannya adalah membersihkan masjid. Beliau pernah berkata, "Kita sekarang ini berada di tahun 941, dimana semua pintu para wali telah di tutup, tidaK ada yang terbuka , kecuali pintu Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam. Oleh karena itu, apabila kalian mengalami penderitaan atau mempunyai sesuatu hajat, hendaklah di adukan kepada Rosulullah SAW.
Mengenai sebuah hadits Rosulullah yang berbunyi: ان الله ليؤيد هذاالدين بارجل الجر "sungguh Allah akan menopang agama ini, dengan seoarng lelaki yang fajir/jahat/durhaka). belaiu berkata: "Hadits ini memasukkan orang alim atau musallik (orang yang menunjuki orang lain untuk sampai kepada Allah, tetapi ia sendiri tidak mengamalkan ilmunya itu). Juga orang alim dan tekun beribadah, serta telah lama zuhud, namun menjelang ajal cenderung senang harta dunia, mencintai dunia. Di makhsyar nanti, orang-orang semacam itu akan di giring bersama orang-orang fajir yang menyimpang dari petunjuk-petunjuk para alim yang mengamalkan ilmunya."
Tanbih:
Seyogyanya seorang hamba selelau meneliti anggota tubuhnya, baik lahir maupun batin, pagi dan sore, apakah anggota-anggota tersebut memelihara hukum-hukum Allah Ta'ala yang telah di tentukan bagi anggota-anggota tersebut, ataukah anggota-anggota itu melampaui batas; apakah telah mengerjakan perintah Allah Ta'ala ataukah tidak, seperti menutup mata (bila menghadapi sesuatu yang haram dilihat), menjaga lisan, telinga, hati dan sebagainya. Kalau misalnya telah melaksanakan perintah, apakah benar-benar sudah dilakukannya dengan ikhlas? Apabila seseorang hamba melihat salah satu anggota tubuhnya senantiasa taat kepada Allah, maka sepantasnyalah bersyukur kepada Allah Ta'ala, dan janganlah memandang diri sendiri sebagai seorang ahli yang taat kepada Allah Ta'ala (harap diketahui bahwa dirinya hanya sebagai tempat berlakunya takdir baik dari Allah ta'ala).
Dan kalau seseorang melihat dirinya berlumuran maksiat, maka sebaiknya ia cepat-cepat menyesalinya dan memohon ampun kepada Allah, lalu bersyukur kepada-NYA, lantaran tidak di takdirkan melakukan perbuatan maksiat yang lebih banyak daripada maksiat yang telah di kerjakannya, dan anggota-anggota tubuh yang melakukan maksiat tidak di timpa bencana, seperti penyakit, cacat, bisul atau luka. Sebab, setiap anggota tubuh yang digunakan maksiat, sudah sepatutnya dituruni bencana.
Pahamilah apa yang telah diterangkan di atas, wahai saudara! Dan tetaplah senantiasa bertobat, serta bencilah apa yang menjadi kesenangan hidup di dunia, lantaran mengikuti perimntah Allah Ta'ala. Karena, Allah Ta'ala tidak memandang kepada dunia (kesenangan hidup) ketika mulai membuatnya.
Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallama pernah bersabda:
حب المال والشرف ينبتان النفاق فى القلب كما ينبت الماءالبقل
"Cinta harta dan kemuliaan (kedudukan) itu bisa menimbulkan kemunafikan dalam hati, sebagaimana air yang dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan."
Imam Abu Sufyan Ats-Tsauri *5) pernah berkata, "seandainya ada seorang hamba beribadah kepada Allah Ta'ala dengan melaksanakan semua perintah-NYa, tetapi ia juga mencintai dunia (kesenangan hidup di dunia), pasti nanti di tampakan kepadanya di hari kiamat, di atas kepala seluruh manusia. Ingat! sesungguhnya ini adalah fulan bin fulan yang ketika hidup di dunia sangat menyintai apa yang di benci oleh Dzat Yang Haq (Allah Ta'ala). Setelah itu, hampir-hampir daging mukanya pada runtuh (mengelupas) karena malu". Yang dimaksud dengan dunia (dalam ucapan Abu sufyan) ialah apapun yang lebih atas kebutuhan yang di tentukan syara'.
(*5).Abu Sufyan Ats-Tsauri adalah putera Syeikh Said, lahir dikufah pada tahun 79 H dan meninggal di Basrah pada tahun 161 H. Masyarakat Islam dimasanya menyebut sebagai salah satu pencetus dalam ilmu hadits.
Abu Sufyan pernah berkata, "Orang 'alim itu ada tiga macam:
1. 'Alim billah wa bi amrillah "عالم بالله وبأمرالله " artinya: mengetahui keagungan dan kemegahan Allah, serta mengetahui pula hukum-hukum-NYA.
Tanda orang yang demikian, ia selalu bertaqwa kepada Allah dan berhenti pada batas-batas yang di tentukan Allah Ta'ala.
2. 'Alim billah duuna amrillah عالم بالله دون أمرالله artinya: mengetahui keagungan dan kemegahan Allah, tetapi tidak mengetahui hukum-hukum Allah.
Cirinya, ia selalu bertaqwa kepada Allah, tetapi dalam setiap persoalan ia tidak mau berhenti pada batas-batas yang telah di tentukan Allah.
3. 'Alim bi amrillah duunallah, عالم بأمرالله دون الله artinya: mengetahui hukum-hukum Allah, tetapi tidak mengetahui keagungan dan kemegahan Allah Ta'ala.
Tandanya, dalam menghadapi persoalan, ia tidak mau berhenti pada batas-batas yang telah di tentukan Allah dan tidak takut kepada Allah. Orang-orang jenis nomer tiga inilah yang menjadi sebab api neraka di nyalakan nanti pada hari kiamat."
Abul Hasan Ali bin Muzayyin *6) (*6.beliau adalah murid dari Sahal bin Abdullah At-Tasturti dan Junaid, wafat di Makkah tahun 328 H) berkata, "seandainya kalian menganggap baik terhadap seseorang, sehingga kalian menilainya sebagai orang yang shiddiq (pembenar), maka Dzat Yang Maha Benar (Allah Ta'ala) tidak perduli terhadapnya, jika ia menempatkan dunia di hatinya.*7),(*7.maksudnya, ada kepentingan duniawi yang menempel di hatinya. orang tersebut tidak ada harganya di hadapan Allah Ta'ala) di tanyakan kepada Abul Hasan, "Apabila orang yang menempatkan dunia dihatinya, namun demi kepentingan saudara-saudaranya, keluarganya dan sebagainya, untuk di nafkahkan kepada mereka ( bukan untuk kepentingannya sendiri). Apakah orang yang demikian itu juga tidak ada harganya di depan Allah?
Alamat: JL.Mbah Santri No.32 Desa Harjosari kidul RT 12/ RW 03 Kec.Adiwerna Kab.Tegal Jawa Tengah (52194) Nomer Telphone: 085842342367 - 085842123517 No.Rek BCA KCP BANJARAN-ADIWERNA 0990-243-808 an. Mohamad Dairin Anwar. www.dairin.anwar77@blogspot.com
Moh Dairin Anwar Al-Tegali Pengasuh Panti Asuhan Darul Farroh Harjosari Kidul Adiwerna Tegal JATENG
- Moh Dairin Anwar Al-Tegali
- Desa Harjosari Kidul, Kec.Adiwerna, Tegal Jawa Tengah, Indonesia
- Panti Asuhan Darul Farroh Alamat: JL.Mbah Santri No.32 Desa Harjosari kidul RT 12/ RW 03 Kec.Adiwerna Kab.Tegal Jawa Tengah (52194) Telphone: 085842342367 - 085842123517 No.Rek BCA KCP BANJARAN-ADIWERNA 0990-243-808 an. Mohamad Dairin Anwar. www.dairin.anwar77@blogspot.com
Senin, 27 Februari 2012
01. PENGANTAR PENYUSUN "MINAHUS SANIYAH"
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji bagi Allah yang telah mewajibkan tobat dan mengharamkan keterus-menerusan berbuat maksiat. Dan saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut di sembah kecuali Allah Yang Maha Esa dan tidak ada yang menyekutui-NYA, yang mencatat semua amal perbuatan HambaNya.
Dan saya bersaksi bahwa pemimpin dan nabi kita Muhammad saw, adalah hamba dan utusan-Nya, yang menjadi pilihan di antara orang-orang baik.
Semoga Allah melimpahkan rahmat ta'dzim dan keselamatan kepada beliau, kepada keluarga dan para sahabatnya yang menjadi pemimpin, dan tergolong orang-orang baik
Apa yang saya tulis dalam buku ini adalah keterangan yang berkaitan dengan wasiat guru yang mulia, seorang yang telah mencapai tingkatan ma'rifat kepada Allah swt, yakni Abu Ishaq Ibrahim Al-Matbuli. Mudah-mudahan Allah mengharumkan kubur beliau (mudah-mudahan harum namanya di kalangan muslimin, meskipun beliau telah wafat) dan semoga Allah menjadikan surga sebagai tempat beliau. Semoga Allah memberikan manfaat kepada kita dan semua orang Islam, lantaran berkah ilmu dan amalnya. Semoga Allah menumpahkan kepadaku dan kepada kaum muslimin dari doa beliau yang baik.
Hanya kepada Allah aku bermohon, semoga keterangan (kitab) ini bermanfaat, dan Allah menjadikannya sebagai amal soleh, sesuai dengan perintah-Nya.
*Riwayat singkat Syeikh Ibrahin Al-Matbuli.
Beliau seorang waliyullah besar, guru beliau hanyalah Rosulullah saw. menurut cerita, sejak muda sering bertemu Rosulullah saw dalam tidurnya. Hal ini disampaikan kepada ibunya, yang lalu berkata, "Wahai anakku..! yang di sebut lelaki ialah orang yg bertemu dengan Rosulullah dalam keadaan terjaga (tidak tidur)." (Menurut keterangan dalam Al-Ibriz: Seseorang hanya dapat bertemu dengan Rosulullah saw dalam keadaan terjaga, setelah melewati tingkatan-tingkatan yang berjumlah 2999, wallahu a'lam).
Syeikh Abdul Qodir Ad-Dusythuthiy berkata, "Tidaka ada seorang waliyullahpun mengadakan jamuan makan di atas bangunan yang dulu di bangun oleh raja Dzulkarnain untuk memagari Yajuj wa Ma'juj. Semua waliyullah hadir, tidak ada yang ketinggalan. Dalam jamuan tersebut, Rosulullah saw datang dan duduk di tempat yang tinggi. Para Nabi dan para Wali duduk di kanan kiri Rosulullah saw, menurut tingkatan masing-masing. Yang menjadi pengatur perjamuan adalah sahabat Al-Miqdad dan Abu Hurairoh. "seterusnya Syeikh Abdul qodir Ad-Dusythuthiy berkata, "Saya pernah ikut hadir dalam perjamuan itu".
Syiekh Ibrahim Al-Matbuli tidak beristri sampai beliau meninggal, pada usia 80 tahun, di tahun delapan ratus delapan puluhan. Wallahu a'lam.
Demikian keterangan dalam "Thobaqotul-Auliya".
Segala puji bagi Allah yang telah mewajibkan tobat dan mengharamkan keterus-menerusan berbuat maksiat. Dan saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut di sembah kecuali Allah Yang Maha Esa dan tidak ada yang menyekutui-NYA, yang mencatat semua amal perbuatan HambaNya.
Dan saya bersaksi bahwa pemimpin dan nabi kita Muhammad saw, adalah hamba dan utusan-Nya, yang menjadi pilihan di antara orang-orang baik.
Semoga Allah melimpahkan rahmat ta'dzim dan keselamatan kepada beliau, kepada keluarga dan para sahabatnya yang menjadi pemimpin, dan tergolong orang-orang baik
Apa yang saya tulis dalam buku ini adalah keterangan yang berkaitan dengan wasiat guru yang mulia, seorang yang telah mencapai tingkatan ma'rifat kepada Allah swt, yakni Abu Ishaq Ibrahim Al-Matbuli. Mudah-mudahan Allah mengharumkan kubur beliau (mudah-mudahan harum namanya di kalangan muslimin, meskipun beliau telah wafat) dan semoga Allah menjadikan surga sebagai tempat beliau. Semoga Allah memberikan manfaat kepada kita dan semua orang Islam, lantaran berkah ilmu dan amalnya. Semoga Allah menumpahkan kepadaku dan kepada kaum muslimin dari doa beliau yang baik.
Hanya kepada Allah aku bermohon, semoga keterangan (kitab) ini bermanfaat, dan Allah menjadikannya sebagai amal soleh, sesuai dengan perintah-Nya.
*Riwayat singkat Syeikh Ibrahin Al-Matbuli.
Beliau seorang waliyullah besar, guru beliau hanyalah Rosulullah saw. menurut cerita, sejak muda sering bertemu Rosulullah saw dalam tidurnya. Hal ini disampaikan kepada ibunya, yang lalu berkata, "Wahai anakku..! yang di sebut lelaki ialah orang yg bertemu dengan Rosulullah dalam keadaan terjaga (tidak tidur)." (Menurut keterangan dalam Al-Ibriz: Seseorang hanya dapat bertemu dengan Rosulullah saw dalam keadaan terjaga, setelah melewati tingkatan-tingkatan yang berjumlah 2999, wallahu a'lam).
Syeikh Abdul Qodir Ad-Dusythuthiy berkata, "Tidaka ada seorang waliyullahpun mengadakan jamuan makan di atas bangunan yang dulu di bangun oleh raja Dzulkarnain untuk memagari Yajuj wa Ma'juj. Semua waliyullah hadir, tidak ada yang ketinggalan. Dalam jamuan tersebut, Rosulullah saw datang dan duduk di tempat yang tinggi. Para Nabi dan para Wali duduk di kanan kiri Rosulullah saw, menurut tingkatan masing-masing. Yang menjadi pengatur perjamuan adalah sahabat Al-Miqdad dan Abu Hurairoh. "seterusnya Syeikh Abdul qodir Ad-Dusythuthiy berkata, "Saya pernah ikut hadir dalam perjamuan itu".
Syiekh Ibrahim Al-Matbuli tidak beristri sampai beliau meninggal, pada usia 80 tahun, di tahun delapan ratus delapan puluhan. Wallahu a'lam.
Demikian keterangan dalam "Thobaqotul-Auliya".
Terjemah MINAHUS SANIYAH Catatan seorang Sufi Asy-syeikh Abdul Wahhab Asy-Sya'roni ra
Terjemah
MINAHUS SANIYAH
Catatan seorang Sufi
Asy-syeikh Abdul Wahhab Asy-Sya'ron
Daftar Isi
01. Pengantar Penyusun
02. Wasiat Pertama Istiqomah Bertobat
03. Wasiat kedua Meninggalkan Perkara Mubah untuk meningkatkan diri
04. Wasiat ketiga Menjaga Diri dari Riya'
05. Wasiat ke empat Memelihara diri dari mengecewakan orang lain
06. Wasiat kelima Menjaga Diri Dari makanan yang tidak Halal
07. Wasiat ke enam Menghindari Watak Pemalu
08. Wasiat ketujuh Menghindari Kecurangan Dalam Kerja
09. Wasiat ke delapan Memerangi Nafsu
10. Wasiat ke sembilan Uzlah
11. Wasiat kesepuluh Diam
12. Wasiat kesebelas Sholat Malam
13. Wasiat ke dua belas Sholat Jama'ah
14. Wasiat ketiga belas Menjauhkan Diri Dari Perbuatan Dzalim
15. Wasiat ke empat belas Memperbanyak Istighfar
16. Wasiat kelima belas Malu Yang Baik
17. Wasiat ke enam belas Menjaga Adab
18. Wasiat ke tujuh belas Dzikir
Allahumma anfa'ana bihim wabi 'ulumihim fiddaroin aamiin...
01. PENGANTAR PENYUSUN
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji bagi Allah yang telah mewajibkan tobat dan mengharamkan keterus-menerusan berbuat maksiat. Dan saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut di sembah kecuali Allah Yang Maha Esa dan tidak ada yang menyekutui-NYA, yang mencatat semua amal perbuatan HambaNya.
Dan saya bersaksi bahwa pemimpin dan nabi kita Muhammad saw, adalah hamba dan utusan-Nya, yang menjadi pilihan di antara orang-orang baik.
Semoga Allah melimpahkan rahmat ta'dzim dan keselamatan kepada beliau, kepada keluarga dan para sahabatnya yang menjadi pemimpin, dan tergolong orang-orang baik
Apa yang saya tulis dalam buku ini adalah keterangan yang berkaitan dengan wasiat guru yang mulia, seorang yang telah mencapai tingkatan ma'rifat kepada Allah swt, yakni Abu Ishaq Ibrahim Al-Matbuli. Mudah-mudahan Allah mengharumkan kubur beliau (mudah-mudahan harum namanya di kalangan muslimin, meskipun beliau telah wafat) dan semoga Allah menjadikan surga sebagai tempat beliau. Semoga Allah memberikan manfaat kepada kita dan semua orang Islam, lantaran berkah ilmu dan amalnya. Semoga Allah menumpahkan kepadaku dan kepada kaum muslimin dari doa beliau yang baik.
Hanya kepada Allah aku bermohon, semoga keterangan (kitab) ini bermanfaat, dan Allah menjadikannya sebagai amal soleh, sesuai dengan perintah-Nya.
*Riwayat singkat Syeikh Ibrahin Al-Matbuli.
Beliau seorang waliyullah besar, guru beliau hanyalah Rosulullah saw. menurut cerita, sejak muda sering bertemu Rosulullah saw dalam tidurnya. Hal ini disampaikan kepada ibunya, yang lalu berkata, "Wahai anakku..! yang di sebut lelaki ialah orang yg bertemu dengan Rosulullah dalam keadaan terjaga (tidak tidur)." (Menurut keterangan dalam Al-Ibriz: Seseorang hanya dapat bertemu dengan Rosulullah saw dalam keadaan terjaga, setelah melewati tingkatan-tingkatan yang berjumlah 2999, wallahu a'lam).
Syeikh Abdul Qodir Ad-Dusythuthiy berkata, "Tidaka ada seorang waliyullahpun mengadakan jamuan makan di atas bangunan yang dulu di bangun oleh raja Dzulkarnain untuk memagari Yajuj wa Ma'juj. Semua waliyullah hadir, tidak ada yang ketinggalan. Dalam jamuan tersebut, Rosulullah saw datang dan duduk di tempat yang tinggi. Para Nabi dan para Wali duduk di kanan kiri Rosulullah saw, menurut tingkatan masing-masing. Yang menjadi pengatur perjamuan adalah sahabat Al-Miqdad dan Abu Hurairoh. "seterusnya Syeikh Abdul qodir Ad-Dusythuthiy berkata, "Saya pernah ikut hadir dalam perjamuan itu".
Syiekh Ibrahim Al-Matbuli tidak beristri sampai beliau meninggal, pada usia 80 tahun, di tahun delapan ratus delapan puluhan. Wallahu a'lam.
Demikian keterangan dalam "Thobaqotul-Auliya".
Segala puji bagi Allah yang telah mewajibkan tobat dan mengharamkan keterus-menerusan berbuat maksiat. Dan saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut di sembah kecuali Allah Yang Maha Esa dan tidak ada yang menyekutui-NYA, yang mencatat semua amal perbuatan HambaNya.
Dan saya bersaksi bahwa pemimpin dan nabi kita Muhammad saw, adalah hamba dan utusan-Nya, yang menjadi pilihan di antara orang-orang baik.
Semoga Allah melimpahkan rahmat ta'dzim dan keselamatan kepada beliau, kepada keluarga dan para sahabatnya yang menjadi pemimpin, dan tergolong orang-orang baik
Apa yang saya tulis dalam buku ini adalah keterangan yang berkaitan dengan wasiat guru yang mulia, seorang yang telah mencapai tingkatan ma'rifat kepada Allah swt, yakni Abu Ishaq Ibrahim Al-Matbuli. Mudah-mudahan Allah mengharumkan kubur beliau (mudah-mudahan harum namanya di kalangan muslimin, meskipun beliau telah wafat) dan semoga Allah menjadikan surga sebagai tempat beliau. Semoga Allah memberikan manfaat kepada kita dan semua orang Islam, lantaran berkah ilmu dan amalnya. Semoga Allah menumpahkan kepadaku dan kepada kaum muslimin dari doa beliau yang baik.
Hanya kepada Allah aku bermohon, semoga keterangan (kitab) ini bermanfaat, dan Allah menjadikannya sebagai amal soleh, sesuai dengan perintah-Nya.
*Riwayat singkat Syeikh Ibrahin Al-Matbuli.
Beliau seorang waliyullah besar, guru beliau hanyalah Rosulullah saw. menurut cerita, sejak muda sering bertemu Rosulullah saw dalam tidurnya. Hal ini disampaikan kepada ibunya, yang lalu berkata, "Wahai anakku..! yang di sebut lelaki ialah orang yg bertemu dengan Rosulullah dalam keadaan terjaga (tidak tidur)." (Menurut keterangan dalam Al-Ibriz: Seseorang hanya dapat bertemu dengan Rosulullah saw dalam keadaan terjaga, setelah melewati tingkatan-tingkatan yang berjumlah 2999, wallahu a'lam).
Syeikh Abdul Qodir Ad-Dusythuthiy berkata, "Tidaka ada seorang waliyullahpun mengadakan jamuan makan di atas bangunan yang dulu di bangun oleh raja Dzulkarnain untuk memagari Yajuj wa Ma'juj. Semua waliyullah hadir, tidak ada yang ketinggalan. Dalam jamuan tersebut, Rosulullah saw datang dan duduk di tempat yang tinggi. Para Nabi dan para Wali duduk di kanan kiri Rosulullah saw, menurut tingkatan masing-masing. Yang menjadi pengatur perjamuan adalah sahabat Al-Miqdad dan Abu Hurairoh. "seterusnya Syeikh Abdul qodir Ad-Dusythuthiy berkata, "Saya pernah ikut hadir dalam perjamuan itu".
Syiekh Ibrahim Al-Matbuli tidak beristri sampai beliau meninggal, pada usia 80 tahun, di tahun delapan ratus delapan puluhan. Wallahu a'lam.
Demikian keterangan dalam "Thobaqotul-Auliya".
02. Wasiat Pertama "ISTIQOMAH DALAM BERTAUBAT" dalam kitab "MINAHUS SANIYAH"
Hendaklah engkau selalu istiqomah (langgeng, terus menerus) dalam hal tobat kepada Allah swt."
Kata "taubat" menurut bahasa, berarti kembali. Sedangkan dalam istilah syara' (peraturan agama), kata "taubat" mempunyai makna kembali dan meninggalkan hal-hal yang di cela oleh agama, serta menjalankan perkara yang di puji oleh Agama.
Tobat mempunyai permulaan dan penghabisan. Permulaaannya ialah tobat dari dosa-dosa besar, lalu tobat dari dosa-dosa kecil, lalu tobat dari perbuatan makruh, selanjutnya tobat dari perkara yang menyimpang dari keutamaan, lalu dari pandangannya kepada diri sendiri dari dalam melakukan kebaikan-kebaikan, lalu tobat dari pandangannya bahwa dirinya termasuk golongan wali pada zamannya, lalu tobat dari pandangannya bahwa dirinya telah benar-benar bertobat, lalu tobat dari keinginan hati yang tidak di ridloi Allah swt.
Adapun puncak tobat, yaitu berbuat kepada Allah tatkala hatinya lalai dari memandang Tuhannya, meski hanya sekejap. Para muhaqqiq dari ahli thoriqot menerangkan bahwa orang yang benar-benar menyesal terhadap perbuatan dosanya dan mengakui dosanya, jelas ornga tersebut telah sah tobatnya. Sebab (ketika Allah swt menceritakan perihal Nabi Adam As), Allah ta'ala tidak mengisahkan kepada kita , tentang tobat nenek moyang kita Adam As itu, kecuali pengakuan Nabi Adam As atas dosanya dan penyesalannya. Kalau memang sahnya tobat itu harus dengan melakukan hal-hal pengakuan dan penyesalan, niscaya Allah menceritakan kepada kita.
Adapun perkataan Ulama yang menerangkan, bahwa di antara syarat tobat haruslah meninggalkan dosa yang telah di perbuat dan harus memiliki niat yang kuat untuk tidak kembali melakukan dosa itu lagi, maka yang demikian hanyalah penetapan syarat dengan jalan "istinbath" (memetik pelajaran). Karena, orang yang menyesal atas sesuatu, pastilah ia meninggalkan perbuatan tersebut dan tentu mempunyai niat kuat untuk tidak kembali berbuat lagi.
Adalah sesuatu yang telah maklum, bahwa karena tobat maka di ampuni semua perbuatan ceroboh yang melanggar hak-hak Allah Ta'ala. Begitu pula perlakuan aniaya seorang hamba terhadap dirinya sendiri, dengan melakukan maksiat-maksiat, selain melakukan dosa menyekutukan Allah swt, meskipun menyekutukan Allah itupun kembali kepada penganiaya diri sendiri dan bukannya merampas hak-hak sesama makhluk, yang berupa harta benda dan kehormatan. Pembahasan mengenai dua hal (harta dan kehormatan) ini, akan kami paparkan, Insya Allah.
Syeikh Ibrahim memulai wasiatnya dengan tobat,*1) (*1.Seseorang setelah memikirkan agungnya kekuasaan Allah dan anugerha-Nya, lalu memikirkan kecerobohannya menjadi hamba Allah. Pada saat itu kadang-kadang di hatinhya lantas timbul kesusahan atas perbuatan dan kecerobohannya. Kemudian, mencari dosa-dosanya atau satu persatu di telitinya, sampai tidak dapat terhitung. kalau sudah demikian , boleh jadi mengakibatkan tumbuhnya keinginan bertobat dari dosa-dosa yang telah di perbuat dan akan melakukan apa saja yang menjadi keridloan Allah. Namun, lantaran adanya bermacam rintangan, seperti pengaruh duniawi, pengaruh sesama makhluk, pengaruh nafsu dan pengaruh syetan, maka keinginan itu tidak kunjung mantap. Nanti bila sudah mantap, barulah di sebut maqom Tobat. Jika tobat belum menjadi maqom dari orang yang sudah "suluk" (orang yang menentukan untuk menempuh pilihan jalan akhirat) maka ia tidak akan mampu meningkat ke maqom-maqom thoriqoh, sehingga bisa sampai kepada Allah swt.) Sebab tobat merupakan dasar bagi setiap maqom (tingkatan) yang di capai oleh seorang hamba (manusia), hingga matinya. Maka, sebagaimana orang yang tidak memiliki tanah, tentu dia tidak mempunyai bangunan rumah, demikian juga orang yang tidak berbuat tobat, niscaya dia tidak memiliki haal dan maqom.
Di antara ucapan ulama, "Barang siapa mengokohkan maqom tobatnya, niscaya Allah ta'ala memeliharanya dari semua campuran ikhlas yang ada dalam amal-amal (orang tersebut beramal apa saja pasti bisa ikhlas, tanpa pamrih selain mengagungkan Allah ta'ala saja). Jadi, Tobat itu bagaikan Zuhud (tidak terpancang) pada dunia, yang memelihara pemilik Zuhud dari segala apa yang menghalang-halangi dari Dzat Yang Haq, Allah ta'ala.
Syeikh Ibrahim menganjurkan Istiqomah dalam tobat. Karena, apabila tobat bengkok, maka kebengkokan itu dapat manarik terhadap setiap maqom (maqom tersebut menjadi ikut bengkok) sesudahnya. Kemudian bangunan-bangunan maqom yang di hasilkannya pun menjadi lemah, seperti orang yang membangun pagar rumahnya dari batu bata merah mentah yang kering, tanpa adukan tanah dan kapur.
Kata "taubat" menurut bahasa, berarti kembali. Sedangkan dalam istilah syara' (peraturan agama), kata "taubat" mempunyai makna kembali dan meninggalkan hal-hal yang di cela oleh agama, serta menjalankan perkara yang di puji oleh Agama.
Tobat mempunyai permulaan dan penghabisan. Permulaaannya ialah tobat dari dosa-dosa besar, lalu tobat dari dosa-dosa kecil, lalu tobat dari perbuatan makruh, selanjutnya tobat dari perkara yang menyimpang dari keutamaan, lalu dari pandangannya kepada diri sendiri dari dalam melakukan kebaikan-kebaikan, lalu tobat dari pandangannya bahwa dirinya termasuk golongan wali pada zamannya, lalu tobat dari pandangannya bahwa dirinya telah benar-benar bertobat, lalu tobat dari keinginan hati yang tidak di ridloi Allah swt.
Adapun puncak tobat, yaitu berbuat kepada Allah tatkala hatinya lalai dari memandang Tuhannya, meski hanya sekejap. Para muhaqqiq dari ahli thoriqot menerangkan bahwa orang yang benar-benar menyesal terhadap perbuatan dosanya dan mengakui dosanya, jelas ornga tersebut telah sah tobatnya. Sebab (ketika Allah swt menceritakan perihal Nabi Adam As), Allah ta'ala tidak mengisahkan kepada kita , tentang tobat nenek moyang kita Adam As itu, kecuali pengakuan Nabi Adam As atas dosanya dan penyesalannya. Kalau memang sahnya tobat itu harus dengan melakukan hal-hal pengakuan dan penyesalan, niscaya Allah menceritakan kepada kita.
Adapun perkataan Ulama yang menerangkan, bahwa di antara syarat tobat haruslah meninggalkan dosa yang telah di perbuat dan harus memiliki niat yang kuat untuk tidak kembali melakukan dosa itu lagi, maka yang demikian hanyalah penetapan syarat dengan jalan "istinbath" (memetik pelajaran). Karena, orang yang menyesal atas sesuatu, pastilah ia meninggalkan perbuatan tersebut dan tentu mempunyai niat kuat untuk tidak kembali berbuat lagi.
Adalah sesuatu yang telah maklum, bahwa karena tobat maka di ampuni semua perbuatan ceroboh yang melanggar hak-hak Allah Ta'ala. Begitu pula perlakuan aniaya seorang hamba terhadap dirinya sendiri, dengan melakukan maksiat-maksiat, selain melakukan dosa menyekutukan Allah swt, meskipun menyekutukan Allah itupun kembali kepada penganiaya diri sendiri dan bukannya merampas hak-hak sesama makhluk, yang berupa harta benda dan kehormatan. Pembahasan mengenai dua hal (harta dan kehormatan) ini, akan kami paparkan, Insya Allah.
Syeikh Ibrahim memulai wasiatnya dengan tobat,*1) (*1.Seseorang setelah memikirkan agungnya kekuasaan Allah dan anugerha-Nya, lalu memikirkan kecerobohannya menjadi hamba Allah. Pada saat itu kadang-kadang di hatinhya lantas timbul kesusahan atas perbuatan dan kecerobohannya. Kemudian, mencari dosa-dosanya atau satu persatu di telitinya, sampai tidak dapat terhitung. kalau sudah demikian , boleh jadi mengakibatkan tumbuhnya keinginan bertobat dari dosa-dosa yang telah di perbuat dan akan melakukan apa saja yang menjadi keridloan Allah. Namun, lantaran adanya bermacam rintangan, seperti pengaruh duniawi, pengaruh sesama makhluk, pengaruh nafsu dan pengaruh syetan, maka keinginan itu tidak kunjung mantap. Nanti bila sudah mantap, barulah di sebut maqom Tobat. Jika tobat belum menjadi maqom dari orang yang sudah "suluk" (orang yang menentukan untuk menempuh pilihan jalan akhirat) maka ia tidak akan mampu meningkat ke maqom-maqom thoriqoh, sehingga bisa sampai kepada Allah swt.) Sebab tobat merupakan dasar bagi setiap maqom (tingkatan) yang di capai oleh seorang hamba (manusia), hingga matinya. Maka, sebagaimana orang yang tidak memiliki tanah, tentu dia tidak mempunyai bangunan rumah, demikian juga orang yang tidak berbuat tobat, niscaya dia tidak memiliki haal dan maqom.
Di antara ucapan ulama, "Barang siapa mengokohkan maqom tobatnya, niscaya Allah ta'ala memeliharanya dari semua campuran ikhlas yang ada dalam amal-amal (orang tersebut beramal apa saja pasti bisa ikhlas, tanpa pamrih selain mengagungkan Allah ta'ala saja). Jadi, Tobat itu bagaikan Zuhud (tidak terpancang) pada dunia, yang memelihara pemilik Zuhud dari segala apa yang menghalang-halangi dari Dzat Yang Haq, Allah ta'ala.
Syeikh Ibrahim menganjurkan Istiqomah dalam tobat. Karena, apabila tobat bengkok, maka kebengkokan itu dapat manarik terhadap setiap maqom (maqom tersebut menjadi ikut bengkok) sesudahnya. Kemudian bangunan-bangunan maqom yang di hasilkannya pun menjadi lemah, seperti orang yang membangun pagar rumahnya dari batu bata merah mentah yang kering, tanpa adukan tanah dan kapur.
Sabtu, 25 Februari 2012
PENDIRI JAM'IYYAH BAPAK ANGKAT ANAK YATIM PIATU
Mufrodi : Beliaulah Pencetus dan Pendiri Jam'iyah Bapak Angkat Anak Yatim Piatu.alhamdulillah sekarang sudah bisa mendirikan Panti Asuhan dengan nama " DARUL FARROH ", artinya: kampung berbahagia
Tahun 1995 beliau merasa prihatin melihat anak2 yatim dilingkungan tempat tinggalnya (Ds.Harjosari kidul kec.Adiwerna Tegal).
Beliau memang orang miskin, tetapi b...eliau kaya hati.
Beliau yg bekerja sbagai penjahit pakaian jadi, yg kadang ada pesanan dan kadang juga tidak sempat memikirkan nasib mrk (anak2 yatim).
Beliau dari kalangan ekonomi menengah kebawah punya tekad untk membantu meringankan beban orang tua si yatim.
Tiap tengah malam beliau bangun untk munajat minta petunjuk pd Allah swt, doa beliau dlm stiap sholat dmikian "ya Allah ya rohman ya rohim... Saya orang yg miskin harta, tetapi mengapa pikiranku ingin membantu anak2 yatim...? Tolong ya Allah.. Bgemana jalan keluarnya agar apa yg slama ini membebani pikiranku terjawab..".
Wal hasil beliau mempunyai ide untk mengadakan arisan. Program yg beliau rencanakan dlm pembukaan arisan pertama di alokasikan khusus untk pembiayaan skolah anak2 yatim.
Namun ada beban lagi yg beliau pikirkan, bagemana cara untk mendpt pendukung dari programnya..?
Apakah nanti mrk2 yg di ajak bergabung bisa menerima idenya...
Kemudian beliau dlm stiap duduk2 bersama teman2nya di emper rumah, slese walimahan, dan bahkan di tempat takziyahpun beliau tak lupa untk mengajak2 para penta'ziyah bergabung. Dari mrk ada yg responnya positif, dan ada juga yg malah mencibir.. Halah reka2 temen.. Wong ora gableg bae makha2.. (halah macam2 sekali, orang gak punya saja macem2).. Dmikian cibiran mrk. Tetapi beliau dgn sabar menyampaikan pd mrk.. Walaupun kita orang kere, tetapi apa salahnya membantu mrk (yatim)..
Bisa di maklumi krn kbnyakn bapak2 yg di ajak rata2 bkerja sbgai penarik becak dan kuli cangkul di sawah.
Singkat cerita, slama lebih kurang 4 bulan beliau mendapat pendukung 52 orang yg trdiri dari bpk2 tsb di atas.
SEMOGA KITA BISA MENELADANI TEKAD DAN PERJUANGAN BELIAU AAMIIN
TAUSIAH AGAMA
TAFSIR SURAT AL-MA’UNSurah ke – 107 : 7 ayat
Oleh: Moh Dairin Anwar (Pengasuh Panti Asuhan Darul Farroh Desa Harjosari Kidul Adiwerna Tegal Jawa Tengah
A. Pendahuluan
Surah ini diturunkan di Makkah sesudah surah at-Takatsur.
Nama surah ini diambil dari kata al-Ma’un yang diambil pada ayat terakhir. Menurut etimologi, al-Ma’un berarti banyak harta, berguna dan bermanfaat, kebaikan dan ketaatan , dan Zakat.[1]Surah ini menggambarkan orang yang tidak mau membayar zakat dan tidak mau pula berinfaq untuk membantu fakir miskin. Allah mengancam orang yang mempunyai banyak harta tetapi tidak mempunyai kepedulian social.
Kata-kata Arab "al-Ma'un" yang merupakan ujung surat dan menjadi nama suratnya dijelaskan oleh Muhammad asad, berdasarkan berbaga
ارءيت الذي يكذب باالدين * فذالك الذي يدع اليتيم *
ولا يحض على طعام المسكين * فويل للمصلين *
الذين هم عن صلاتهم ساهون* الذين هم يراءون*
ويمنعون الماعون *
Artinya : ( 1 ) Tahukah kamu ( orang ) yang mendustakan agama?
( 2) Itulah orang yang menghardik anak yatim, ( 3 ) dan tidak menganjurkan memberi makan fakir miskin. ( 4 ) maka celakalah bagi orang yang sholat ( 5 ) ( yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya, ( 6 ) orang yang berbuat riya, ( 7) dan enggan ( menolong dengan ) barang yang berguna.
B. Asbabul Nuzul
Adapun sebab turunya surah ini ialah berkenaan degan orang-orang munafik yang memamerkan shalat kepada orang yang berirman; mereka melakukan shalat dengan riya’, dan meninggalkan apabila tidak ada yang melihatnya serta menolak memberiakn bantuan kepada orang miskin dan anak yatim ( Riwayat ibnu Mudzir ).
C. Tasir
Surah ini diawali dengan kalimat tanya untuk menarik perhatian pembacaanya. Kemudian Allah SWT sendiri yang menjawab pertanyaan tersebut satu per satu. Tujuanya ialah agar pembaca benar-benar memperhatiakn dan meresapi makna yang terkandung di dalamnya.Biasnya setiap ayat yang didahului dengan pertanyaan mengandung nilai yang sangat penting untuk segera dipahami dan diamalkan. Pertanyaan yang paling prinsipil ialah “ siapakah pendusta agama ? “ maka jawabanya segera disusul setelah pertanyaanya. Ayat selanjutnya menjawb secara lugas bahwa pendusta agama ialah orang yang tidak mau menyantuai anak yatim.Ciri berikutnya ialah orang yang tidak mau menyeru untuk dana dan makanan supaya diberiakn kepada orang miskin.
Ustadz M Quraish Shihab dalam Tafsir Al-quran Al karim menyatakan paling tidak ada 2 hal yang patut disimak dalam ayat 3 surat ini. Pertama ayat tersebut tidak berbicara tentang kewajiban ”memberi makan” orang miskin, tapi berbicara ”menganjurkan memberi makan”. Itu berarti mereka yang tidak memiliki kelebihan apapun dituntut pula untuk berperan sebagai ”penganjur pemberi makanan terhadap orang miskin” atau dengan kata lain, kalau tidak mampu secara langsung, minimal kita menganjurkan orang-orang yang mampu untuk memperhatikan nasib mereka. Peran ini sebenarnya bisa dilakukan oleh siapapun, selama mereka bisa merasakan penderitaan orang lain. Ini berarti pula mengundang setiap orang untuk ikut merasakan penderitaan dan kebutuhan orang lain, walaupun dia sendiri tidak mampu mengulurkan bantuan materiil kepada mereka.
Anak-anak yatim dan faqir miskin adalah bagian dari kelompok masyrakat yang sangat dicintai oleh Rusulullah SAW, bahkan dalam sebuah hadits dinyatakan ( Rusuluallah ) sangat dekat dengan mereka.Perhatian mereka sangat diutamakan, sebagaimana tersebut dalam sebuah ayat :
ويسئلونك عن اليتمى قل اصلاح لهم خير وان تخالطهـــم فاخوانكم
Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim katakanlah ;
Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu”
( Al-Baqarah: 220 ).
Perkataan "yahudldlu" yang diterjemahkan dengan "berjuang" di sini mempunyai asal arti "menganjurkan dengan kuat". A. Hassan
1. Syirik
2. Berbuat sihir
3. Membunuh orang yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan alasan yang benar (menurut ajaran agama),
4. Memakan riba,
5. Memakan harta anak
6. Berpaling di waktu peperangan (bukan untuk bersiasat akan tetapi lantaran takut kepada musuh),
Sholat adalah ibadah yang paling utama yang diperintahkan dalam syareat islam.
Dengan melaksanakanya secara baik dan benar akan menimbulkan pengaruh positip yang sangat besar dalam aspek kehidupan. Di akherat pun merupakan amaliah yang paling utama yang memperoleh penilaian dan menjadi tolak ukur semua amal perbuatan.
Allah berfirman :
اتل ما اوحى اليك من الكتاب واقم الصلاة ان الصلوة تنهى عن الفخشاء والمنكر
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu alkitab ( al-qur’an ) dan dirikanlah sholat.sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan –perbuatan keji dan mungkar. ( al-ankabut : 45 )
Selanjutya Allah menegaskan bahwa ada sebagian orang yang melakukan amal kebaikan, termasuk shalat, untuk memperlihatkan amalnya kepada manusia. Tindakan seperti ini disebut riya’.Sikap riya’ adalah lawan dari ikhlas. Keikhlasan diperlukan dalam setiap amal kebaikan agar memperoleh pahala yang sempurna dari Allah.
Yang diterjemahkan dengan "lupa" atau "lalai" dalam firman itu ialah kata-kata yang dalam
Suatu hari, Sayyidah Fathimah as bertanya kepada Rasulullah saw, “Yâ Abâtah, apa yang akan didapatkan oleh orang yang melecehkan shalatnya, menganggap enteng kepada shalatnya, baik laki-laki maupun perempuan?” Rasul bersabda, “Hai Fathimah, barang siapa yang melecehkan shalatnya menganggap enteng kepada shalatnya, baik laki-laki maupun perempuan, Tuhan akan menyiksanya dengan lima belas perkara. Enam perkara di dunia, tiga pada saat ia mati, tiga lagi pada waktu ia berada di kuburnya, dan tiga perkara pada Hari Kiamat, ketika ia keluar dari kuburnya.”
Allah berfirman :
Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang meremehkan sholat dan menuruti hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesaatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal sholeh? (QS. Maryam: 59-60)
Para ulama mengomentari ayat diatas dengan tafsirnya yang terdapat dalam Ibnu Katsir sebagai berikut :
1. Muhammad bin Kaab Al Quraan Al Qurdly, dan Ibnu Zaid bim Aslam dan Sady yang disebut meremehkan sholat adalah Meninggalkan Sholat ( Tidak sholat )
2. Al Auz, Ibnu Maasud, Ibnu jarir, Ibnu Juraih meremehkan sholat adalah meremehkan waktu
3. Al Hasan Al-Bashri, meremehkan sholat adalah meninggalkan Masjid ( Tafsir Ibnu katsir 3 / 21 )
Kata Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu : Pengertian meninggalkan sholat tidak berarti meninggalkan sholat itu sama sekali. Tetapi Said bin Musayyib mengatakan : Orang itu tidak sholat Ashar, Dzuhur kecuali hingga datangnya waktu maghrib, tidak sholat maghrib hingga datangnya waktu Isya dan tidak sholat Isya hingga datangnya Fajar ( shubuh ).
Allah berfirman : Maka celakalah orang-orang yang sholat. Yaitu orang-orang yang lalai dari sholatnya? ( Al-Maun : 4-5 )
Kata Saad bin Abi Waqosh: Aku telah bertanya kepada Rasulullah tentang mereka yang melalaikan sholatnya, maka beliau menjawab Yaitu Mengakhirkan waktu , yakni mengakhirkan waktu sholat.
D. Kesimpulan
Ilustarsi diatas, tentang pemahaman surat al-ma’un mengingatkan kita betapa penting nilai yang dikandungnya untuk diamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari agar kita tidak terjebak kepada kelompok orang yang mendustakan agama.diantara nilai-nilai penting yang terkandung ialah :
1. Allah SWt mengingatkan agar kita tidak terjebak kedalam kelompok orang-orang munafiq yang cenderung menyepelehkan agama.
2. Allah SWT menjelaskan cirri-ciri oran yang mendustakan agama.
3. Allah SWT mencela orang yang melakukan sholat yang tidak mau memahami dan menghayati esensi sholatnya, yaitu orang yang sholat karena riya’
4. Allah SWT melaknat orang kaya yang bersikap kikir, tidak mau membantu orang miskin dan tidak mau mengeluarkan zakat.
[1] Drs. H. Hasan Basri SH, Tafsir Pase, Balai Kajian Tafsir Al-Qur’an Pase, hal. 130
[2] Muhammad Asad. The Messege of the Qur’an. Hal .102
[3] Ibn Taymiyyah, Minhaj al-Sunnah, 4 jilid, Riyadl, Maktabat al-Riyadl al-Haditsah, tt.,Jilid 3, hal. 46
assalamu 'alaiku warohmatullahi wabarokatuhDi temukan gadis berusia lk.23-25 tahun dengan ciri2 sbb:
-Tinggi badan lk.155 cm-Kulit kuning bersih
-Gagu/tidak lancar berbicara
-gigi atas kanan ompong satu lobang
-Rambut lurus sebahu
-Di dalam tas terdapat tiket bus jurusan Tangerang-Kalideres-Tegal
-Logat bahasa Ngapak/jawa wetan/kidul
-Dari keterangan yg saya dapat terjemahkan dia berasal dari KALI URANG
-Nama bapaknya Memet Kodir (Mohamad kodir)
-Nama ibunya Lembot (maaf, saya belum bisa menerjemahkan)
-Dia mengaku bernama ATIPAH (mungkin LATIPAH)
-Dia (Latipah) bercerita tentang keluarganya, bhwa Atipah adalah anak pertama dan punya 3 orang adik. 1.An (cowok) 2.Iyah (cewek) 3.Muhayah (cowok)
-Keadaan sehat/baik
Bagi keluarga yg merasa kehilangan dapat menghubungi Nomer Telpon: 085842342367-085842123517 an. Moh Dairin Anwar "PANTI ASUHAN DARUL FARROH" DESA HARJOSARI KIDUL RT.13/RW.03 KEC.ADIWERNA KAB.TEGAL JAWA TENGAH
Rembugan Bareng Kanca-kanca Pengurus YPSAA DARUL FARROH
Gendu-gendu Rasa
Untuk merancang dan menindak lanjuti program yayasan kami selalu berkumpul di sekretariat (di rumah pendiri Jam'iyyah bapak angkat anak yatim piatu, cikal bakal berdirinya YPSAA DARUL FARROH)
dimana kami lebih mengedepankan prinsip kebersamaan dan melanjutkan program-program yg telah kami rancang pada awal pendirian yayasan.
Kami segenap pengurus yayasan memohon doa restunya, semoga perjuangan dan perjalanan kami selalu dalam naungan ridlo-NYA. Dan semoga anak-anak asuh yang kami bina bisa menyongsong masa depannya dengan gemilang.. aamiin ya robbal'aalamiin....
Proposal YPSAA DARUL FARROH
YPSAA DARUL FARROH DESA HARJOSARI KIDUL KEC.ADIWERNA KAB.TEGAL JAWA TENGAH
Oleh Moh Dairin Anwar Al-Tegali di Panti Asuhan Darul Farroh Desa Harjosari Kidul Kec.Adiwerna Kab.Tegal
I. NAMA KEGIATAN
Panti Sosial Asuhan Anak Yatim Piatu tidak mampu,Yayasan Darul Farroh Harjosari kidul,Adiwerna,Tegal.
II. DASAR PENYELENGGARAAN
1. Program Kerja Yayasan Darul Farroh
2. Hasil Keputusan rapat tanggal 20 September 2005
3. Pancasila dan UUD 1945 Pasal 33
4. UU Pemerintah No.11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
III. LATAR BELAKANG
1. Situasi dan kondisi Anak usia sekolah di lingkungan Desa Harjosari Kidul Mengalami kesenjangan Sosial yang berakibat putus sekolah,keterbelakangan dan kemiskinan.
2. Langkah awal terbentuknya kegiatan sosial jam’iyyah Bapak Angkat Yatim Piatu pada tanggal 7 September 1996.
3. Terbentuknya Badan Hukum Akta Nomor 21 tanggal 7 September 2004 dengan Notaris Abu Zairi,S.H yang bernama Yayasan Darul Farroh.
4. Terbentuknya Nomor izin ORSOS,631/2005-2008 Oleh DINASKESOS Propinsi Jateng.
5. Adanya pemberian wakaf tanah dan bangunan pada tanggal 12 Oktober 2004 dengan Luas 150 m² dari Hj.Kasih dan wakaf dari Bpk Maksum L=2150m²
IV. TUJUAN
1. Panti Sosial Asuhan Anak Yatim Piatu dan terlantar
2. Menampung Anak Asuh untuk dibina lewat Pendidikan formal dan non formal
3. Sebagai Sentral Aktifitas Yayasan Darul Farroh
4. Membantu Program Pemerintah Indonesia untuk Mencerdaskan kehidupan Bangsa dan mengetaskan kemiskinan.
V. SARAN DAN TARGET
1. Meningkatkan taraf hidup anak yang sesuai dengan kehidupan layak
2. Memperdayakan anak asuh agar memiliki sumber daya manusia handal
3. Meningkatkan kemandirian, kebersamaan membangun masyarakat madani di lingkungan khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
VI. PENUTUP
Tiada daya dan kekuatan kecuali atas ridho Ilahi semoga keinginan Panti Sosial Yayasan Darul Farroh ini dapat terlaksana dengan baik dan bermanfaat bagi hajat hidup orang banyak.
Kami minta do’a restunya.
Hal-hal lain yang belum tercantum dalam proposal ini akan ditentukan dikemudian hari.
SUSUNAN PENGURUS YPSAA DARUL FARROH
I. KETUA : AHMAD RIFA’I
2. SEKRETARIS : IMAM BASUKI
3. BENDAHARA : MUFRODI
4. SEKSI-SEKSI :
BIDANG AGAMA : MOH.DAIRIN ANWAR
HUMASY : SUSTORO
SUHERMAN
SUNARTO
KESEHATAN : SUGENG
RUMAH TANGGA : SRI MURNIASI
KEGIATAN HARIAN ANAK-ANAK PANTI ASIHAN DARUL FARROH
Pagi pukul 04.00 Wib Bangun pagi persiapan sholat subuh berjamaah
Pukul 05.00 Wib s/d 05.30 Wib Ba’da sholat subuh Pembacaan Surat Yasin Fadilah
Pukul 05.30 Wib s/d 06.00 Wib Kerja bakti Membersihkan Asrama Panti
Pukul 06.00 Wib s/d 06.15 Wib Sarapan pagi
Pukul 06.15 Wib s/d 06.30 Wib Persiapan Berangkat sekolah reguler
Pukul 06.30 Wib Berangkat kesekolah masing-masing
Pulang sekolah makan siang dan istirahat s/d pukul 15.00 Wib
Pukul 15.00 Wib s/d 15.30 Persiapan sholat ashar
Pukul 16.00 Wib s/d 17.30 Kegiatan keagamaan/pendidikan madrasah
Pukul 17.30 Wib istirahat sambil menunggu sholat magrib
Pukul 18.30 Wib s/d 19.15 Wib Ta’limul Qur’an disambung sholat isya berjamaah
Pukul 19.45 Wib s/d 20.00 makan malam
Pukul 20.00 Wib s/d 21.30 Belajar Bersama sesuai dengan tingkatan pendidikan
Pukul 21.30 Wib s/d 04.00 Tidur malam
Keterangan : pelaksanaan Jadwal diatas bisa berubah sesuai dengan kondisi dan situasi.
PENGURUS YAYASAN PANTI SOSIAL ASUHAN
DARUL FARROH
Ketua Sekretaris
AHMAD RIFA’I IMAM BASUKI
Jumat, 24 Februari 2012
Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Sekedar Menyapa...
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillahi robbil'aalamiin. Arrohmaanirrohiim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash-shirootholmustaqiim. Shiroothol-ladziina an'amta 'alaihim, Ghoirilmaghdluubi 'alaihim waladl-dloool-liin
aamiin...
wassalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Langganan:
Komentar (Atom)



